Sabtu, 09 Juli 2016

Mengurai Makna Halalbihalal

hari ini tanggal 10 juli 2016, alhamdulillah masih dalam suasana lebaran hari ke-5 dari tanggal merah idul fitri 1437 yang sudah ditetapkan pemerintah.

biasanya pada saat berlebaran, situasi umum yang berlaku dimanapun ialah adanya tradisi halalbihalal, atau bahasa sehari-hari nya orang lebih mengartikan kepada salam-salaman ( bermusyafahah ) atau kunjung-mengunjungi ( silaturahim ),

TAPI, APA SIH SEBENARNYA MAKNA DARI " HALALBIHALAL " ?

M. Qurasih dalam bukunya yang berjudul Membumikan Al Qur an memberikan penjelasan mengenai pengertian dan makna yang terkadung dalam Halalbihalal. Menurutnya halalbihalal memilik beberapa arti.
 

Dari tinjauan kebahasaan. Kata halalbihalal berasal dari kata halla atau halal yang bisa berarti menyelesaikan persoalan atau problem, meluruskan benang kusut, mencairkan air yang keruh, dan melepaskan ikatan yang membelenggu.

Dengan demikian dengan adanya acara halalbihalal diharapkan hubungan yang selama ini keruh dan kusut dapat segera diurai dan dijernihkan. Halalbihalal bermakna untuk merekontruksi relasi kemanusiaan yang lebih sejuk dan menentramkan.


Kalau menurutTinjauan hukum. Kata halal digunakan sebagai lawan dari kata haram dan makruh. Dengan pengertian ini maka halalbihalal mengandung arti kekinian setiap orang yang berhalalbihalal untuk membebaskan diri dari perbuatan yang haram dan makruh, atau membebaskan diri dari perbuatan dosa.


ya mudah-mudahan bisa di mengerti, dan ketika berlebaran tiba , biasanya silaturahmi dan berliburan  merupakan satu hal yang di pisahkan, biasanya bagi orang-orang kota begitu ingin kembali ke kampung halaman ( desa ), yang suasananya menentramkan dan berkumpul dengan keluarga sehingga kebutuhan manusia akan kebutuhan emosional dan psikologis terpenuhi.

karena waktu cuti kerja pada hari raya idul fitri itu cukup lama, maka setiap orang memanfaatkan momen-momen ini untuk liburan, setiap orang saling mengunjungi satu sama lainnya baik dengan teman dekat atau saudara yang jauh, atau yang kurang kenal sekalipun dan setiap orang merasa lapang dan gembira.

kita bisa melihat sendiri, yang tinggal di gunung begitu merindukan suasana pantai, dan yang tinggal dipantai merindukan suasanan sejuknya tinggal di pegunungan, yang di desa ingin ke kota dan begitupun sebaliknya, hikmahnya adalah agar setiap orang terdorong untuk bersilaturahmi dan menjelajahi bumi allah swt yang luas dan penuh pelajaran, terlebih kita bisa bertemu orang-orang baru dan kita bisa memilik banyak sarana silaturahmi, dan semakin banyak silaturahmi semakin banyak pula pintu rezeki yang terbuka. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar