Minggu, 27 April 2014

Melihat Waktu

setiap pagi aku menunggu sore hari, dan setiap sore aku menunggu esok, begitulah keadaan ku.
saat pagi aku benar-benar ingin bertemu sore yang ku pikir itulah suasana yang menyenangkan, karena disanalah aku bisa beraktivitas bermain bola, keliling kampung, ataupun bertemu dengan santriwati yang cakep-cakep hehe..(itu dulu).

bagaimana kalo sore hari hujan, itulah masalahnya. aku salah, ku pikir bukan ketika sore hari yang cerah dimana aku bermain didalamnya, bukan pas sore hari itu aku merasa senang. justru, saat sore harilah aku mulai resah, sebab ketika aku berdiri di waktu sore hari dan aku begitu merasa senang di dalamnya, apalagi aku bisa melakukan apapun yang ku inginkan, bermain sepak bola ataupun sekedar berjumpa dengan cewek santri yang subhanallah ...(sudah ku bilang, itu mah dulu). tapi ada satu hal yang selalu ada ketika aku senang,yaitu rasa gelisah yang selalu membuntuti kesenangan ku, sebab setiap apa yang ku senangi pastilah ada kadar waktunya, kesenangan dunia memang sementara.
lihatlah matahari yang seakan begitu cepatnya tuk tenggelam di kaki langit barat, seakan itu penanda semua ini akan berakhir, waktu yang dititipkan allah swt didunia amatlah sedikit. aku tak bisa berlama-lama berdiri di tanah lapangan yang hijau, di sebelah selatan kampungku pegunugnan yang indah, di bawahnya hamparan sawah yang menguning, dan langit-langit dunia diatasku mulai berubah jingga. satu hal yang harus ku lakukan, aku harus taat pada aturan waktu, bila waktu telah habis aku harus relakan semua itu terganti, berganti waktu berganti cerita, hari ini bersuka esok berduka, tiada tahu.. waktu yang berkuasa atas kehidupan manusia, waktu tak terlihat namun mengikat.. harusnya aku tak mengukur waktu dari panjang nya tahun ke tahun , ataupun peredaran bulan menuju bulan berikutnya. ada yang salah dengan cara aku melihat waktu, jam di dinding adalah mesin waktu yang di buat manusia namun bisa saja ciptaan manusia keliru.. setiap hari matahari terbit dan tenggelam, tapi aku tak pernah menyadari hal itu.

hari duka, ketika aku mensiakan waktu, dimana seluruh hari yang ku lalui telah pergi meniggalkanku, orang-orang yang ku cintai, kesenangan ku, benda-benda milik ku semua hancur karena masa waktu itu telah habis. bahkan yang lebih buruk lagi, ..hmmm..betapa bodohnya aku, ketika aku tak menyadari dimana sisa umurku di dunia terus berkurang. oh tidak, harusnya aku mengganti sistem pengukur waktu dirumahku dengan jam pasir, agar aku tahu setiap aku lalai dari padanya dan aku tidak segera melakukan perbaikan..aku yang akan terkurung didalam pasir itu.
ingin rasanya aku patahkan jarum panjang dan pendek pada jam itu, agar kiranya aku hanya melihat, hitungan satuan persekian detik saja, serasa hitungan mundur menuju kematian agar mereka paham bahwa nafas-nafas yang diambil adalah kesempatan hidup yang berharga.

" ketika aku di pagi hari, aku tak perlu menunggu sore hari yang cerah.. sebab jika aku menunggu dan mengharapkannya aku takut ia tak akan datang..lebih baik aku gunakan kesempatan ini untuk melakukan kebaikan walaupun kecil yang bermanfaat buat masa depanku, jikapun esok tidak lagi ada..akan ku simpan ini untuk waktu akhirat-ku.."

sebuah Perenungan Di sekitarku


Aku Merasa tak ada artinya..
tak ada bedanya aku dengan ketiadaan, dan ketiadagunaan..
sebab tak ada faedah dalam diriku, tak ada waktu yang ku manfaatkan.
kesenangan yang kudapat, hanya sebatas kesia-siaan..
bukannya aku takut mati, namun aku hanya takut tak berbekal nanti..
ketika pergi menelusuri padang akhirat yang panjang..
mencari syafaat, di padang tak bertepi..
sedang aku tak tahu di mana nabi ku, dan aku akan datang sebagai umat yang tak mentaatinya.


siang berganti malam, dan malam berganti siang
matahari berlalu, hari-hari telah pergi..
dalam skala detik yang cepat, dan dalam nafas-nafas menuju yang terakhir.
aku sesali ketika itu telah terjadi, waktu dunia tuk akhirat.
telah pergi dan tak kembali, padahal itu adalah ladang bercocok tanam bagi akhirat.
astaghfirullah adzim.
aku tak mau menunggu hikmah, biar aku yang mencarinya.
tak perlu aku menunggu kesadaran, karena sejatinya dunia adalah kasur yang empuk tidur dengan lenanya.
mata terbuka, namun hati tetap terpejam.
kesadaran akal seakan lenyap, ketika hati dan pikiran disibukan dengan mencintai perbendaharaan dunia.
ampuni aku, ya rahman ya rahim.


sungguh mereka itu lebih mulia dari pada saya,
bahkan mereka itu bukan dari kalangan jenis ku manusia.
mereka adalah sesuatu yang diciptakan untuk hikmah.
mereka adalah pelajaran yang dihidupkan.
mereka adalah makhluk allah swt yang tak berakal namun mereka bertawakal.
apa aku tuli, buta, bisu.. hingga indera ini sulit melihat kebesaran tuhan-NYA.
sedang itu tiap hari terjadi disekitarku.

kokok ayam itu lebih baik, karena itu adalah seruan berdzikir pada allah swt.
kicau burung yang merdu sebagai tanda tasbih di pagi dan petang.
diamnya pohon-pohon rindang yang berdzikir, tunduk, takut dengan keagungannya.
sedang pada malam jum'at seluruh pohon-pohon dan binatang melata bergemuruh takut,
sibuk bertasbih , memohonkan ampun untuk manusia, mendoakan keselamatan tuk manusia, dan 
mereka sibuk berdzikir agar kiamat tidak di datangkan pada hari itu.
sedang tiap harinya, burung-burung bersahutan , berkata diantara mereka satu sama lainnya:

"segala puji bagi allah swt, hari ini adalah hari yang selamat"

kalau lah tidak mereka, binatang, tumbuh-tumbuhan, maka niscaya allah swt mungkin tidak turunkan hujan ditempat itu.
jikalah dibandingkan dzikir manusia dengan tumbuhan, maka dzikir manusia tidak artinya. bahkan , nabi ayub as mengatakan pada ulat kalaulah ia berdzikir pada allah swt, 10.000 kali setiap hari, sedang ulat berkata pada nabi ayub as , bahwa ulat itu berdzikir setiap nafasnya adalah dzikir.
kalau lah manusia dengan egonya menginginkan hari yang cerah pada waktu itu, namun tetap lah allah swt menurunkan hujan disebabkan hujan itu lebih dibutuhkan tumbuhan dan makhluk lainnya, agar mereka tetap bertasbih pada allah swt, dan malaikat-malaikat allah swt ikut bertasbih setiap waktu. andaikata tidak ada seperti itu, niscaya langit-langit dunia bisa pecah karena murka allah swt, dan bumi pun retak disebabkan banyak nya dosa manusia.

ini adalah sebuah renungan untuk-mu dan untuk aku.



Sabtu, 26 April 2014

PERJAMUAN TERAKHIR

asslamua'alaikum hamba allah swt,

salam keselamatan bagimu yang beruntung, dan salam murka bagimu jika kamu merugi.
ia akan datang kepadamu , kapanpun jika ia mau dan dimanapun,.. dunia adalah rumahmu.
ia akan bertamu kerumahmu, mengetuk pintu sedang kamu menduga adalah rupa manusia yang datang hendak berkunjung kepadamu. ia akan datang mengucapkan salam padamu, salam dari yang mencipta-mu, dan jawaban salam terakhirmu untuk dunia yang kau singgahi.
ia datang membawa sesuatu yang hendak kau kenakan pada sang tuan, ia adalah utusan untuk memberi kabar padamu, utusan yang datang untuk menjemputmu, bahwa persinggahan mu telah berakhir.
semoga aku dan kau adalah hamba yang beruntung, karena perbekalan telah dipersiapkan untuk perjalanan yang amat panjang. semoga tuhan-mu rindu padamu , rindu karena kau sebagai kekasih-NYA. ia ridho engkau bersegera datang menuju sisi-NYA.

namun bilakah itu sebuah kabar buruk ? ia datang membawa sekumpulan lainnya, membawa sesuatu yang  sangat kamu tidak sukai, ia mengabarkan pada-mu murka milik NYA. di bentangkan jalanan yang suram sepanjanga mata memandang, ia menjemputmu dengan paksaan, dan memindahkan mu pada tempat
terburuk dan menyedihkan. kini ia benar-benar bertamu di rumahmu dalam rupa yang menakutkan, ia bukan lagi sekedar kisah renungan yang sering di ceritakan karena gilirannya adalah giliranmu, siapa yang mengelak
lupakan saja amal baikmu dan ingatlah dosa-dosa mu, sebab yang menolong mu adalah ridho-NYA.

jikalah kamu sanggup, kuncilah seluruh pintu rumahmu. sedang saat kau tidur, ia sejak dulu telah ada di belakang punggungmu. wahai malaikat maut, janganlah kau cabut nyawaku sebelum aku tahu tuhan telah mengampuni seluruh dosa-ku.

Islam dan Kasih Sayang

biarlah mereka tak paham dengan apa yang allah swt tentukan,
 kasih sayang dalam bentuk hukuman. kadang mereka berpikir hukum rajam adalah hukum yang begitu kejam, tak berperasaan, dan tak manusiawi. atas dasar sangkaan itulah mereka membela
" kasih ia taubat, namanya juga manusia pasti ada salah".

 mereka hanya melakukan perkiraan , padahal allah swt tahu betul keadaan yang mendapat sanksi. rajam adalah bentuk kasih sayangg allah swt, cukuplah dengan rajam , allah swt yang pemurah mengampuni dosa-dosanya di dunia, cukuplah kerikil-kerikil yang dilemparkan kewajahnya sebagai persaksian dari taubatnya, allah swt memang pengampun,, karena begitu besar ampunannya .
.allah swt tak menginginkan si pezina di bakar di nerakanya. cukuplah dosa-dosanya di tebus didunia. sebagai sanksi , agar orang tahu betapa kerasnya hukuman allah swt jika di tunda untuk di adili di akhirat. hingga orang-orang yang menyaksikan peristiwa itu mendapat kesadaran dan rasa takut atas hukuman allah swt, bahkan jikalah semua tahu , dosa sekecil apapun harus di tebus dengan satu duri yang menyakiti kulit kaki. urusan akhirat adalah urusan yang berat, setiap perkara akan di adili seadil-adilnya, sekecil-kecilnya kebaikan dan sekecilnya keburukan tentu akan di hitung sebagai bagian dari timbangan amal. beruntunglah ketika hukum islam itu di tegakan, ketika iman sudah merasuki dada, maka hukuman pun tak terasa. karena kematian dirinya hanyalah tuk mendapat ampunan allah swt, allah swt membebaskan dari semua perkara, ia datang karena melalui jalan islam yang di tegakan , islam telah memberinya keselamatan. janganlah kamu merasa takut dengan di tegakannya hukum-hukum islam, tangan yang di potong karena mencuri, di cambuk karena berzina, di rajam karena berselingkuh, itu semua sudah sepatutnya hak allah swt. padahal islam datang sebagai keselamatan, karena islam adalah selamat.