sudah tak tahan lagi, dan aku sangat ingin menumpahkannya.. hati mulai terasa sesak oleh rasa kesal, tak ada udara ketenangan lagi yang bisa ku hirup, seperti sesuatu yang mulai membesar dan itu berlangsung dalam hati, terbakar dan mulai panas.. ya tuhan, sungguh aku tak berdaya lagi untuk tidak menampakannya, lidah ini begitu gelisah dan mulai menggeliat untuk ungkapkan rasa kesalku.. pandangan ku terasa kabur, dan sekarang aku tak bisa membedakan mana yang benar dan salah, bahkan.. aku hampir tak mengenal diriku lagi.
dimana kesadaranku? syetan seakan sudah menancapkan hidungnya di dalam hati, dan ia terus membisikan di dalam dada "lakukan...lakukan..saja, lepaskan semua nya..dan kau akan tenang.." hati mengendalikan segalanya, seakan hilang rasa iba dan lenyap kesadaran akal. sekujur tubuhku terasa di aliri api, hingga kepala ku terasa mendidih..wajah yang merah dan mata yang menampakan rasa marah.
sungguh aku benar-benar ingin marah, kesal..tangan ini seakan ingin menguatkan tekad nafsu ku untuk melampiaskan segalanya, dan aku benar benar ingin menumpahkan amarahku di sekitarku,,rasa kecewa, dan sakit , tidak ikhlas adalah pemicu ledakannya...aku seperti singa lapar yang hendak memakan apapun disekelilingku, aku merasa bukan manusia lagi jika aku melakukannya..
aku hanya bisa terbaring lemah menahannya, hati ini terus mengutuk keadaan..aku hanya bisa terpejam, aku benar-benar ingin berteriak pada mu tuhan, aku tahu ..tuhan sedang menyaksikan aku..jangan kan aku marah pada nya, mengeluh sedikit saja tuhan tahu.
aku ingin membuka lubang-lubang kesadaran itu, untuk melihat cahaya untuk menerangi pikiranku yang gelap, aku sedang gelap mata..aku hanya marah tapi aku bukan pemarah, aku harus segera mengendalikan diriku sebelum nafsu yang mengendalikanku..aku coba menutup kemarahanku dengan menyebut asma Mu ya rabb, aku harus menenggelamkan diriku dalam munajat dan dzikir pada allah swt. sebelum api kemarahanku membakar diriku sendri.
betapa malunya, ketika kemarahan berubah kesadaran,, dan penyesalan atas perbuatan yang di lepaskan di hadapan wajahku, aku hanya membuat malu diriku sendiri sesudahnya...jika aku marah lalu aku menebar kerusakan, aku hanya mempermalukanku di hadapan wajah tuhanku..telah nampak kerusakan pada lidahku dan betapa rusaknya hatiku jika aku melakukan semua itu, kemarahan hanya meruntuhkan kemuliaan setidaknya kehormatan atas wajah diri yang disaksikan mereka, kemarahan membuat buruk rupaku, kemarahan hanya memperburuk keadaan.. orang cantik pun akan tampak buruk jika di wajah nya ternoda amarah, ..aku harus sabar, setidaknya jika aku memaafkan , allah swt akan memaafkan kesalahan-kesalahanku.
biarlah kemarahan ku berlalu, karena kenyataan rasa amarah hanya sementara saja.
"sungguh MARAH itu akan semakin besar jika dibiarkan, jika kamu menelannya marah itu akan berubah KECIL dan terasa Pahit tapi akan terasa manis untuk selamanya" |
ketika diri sudah merasa terbakar, maka basuhlah dengan air wudhu. karena "marah itu sesungguhnya datangnya dari syaithan , dan syaithan dari api, sedang api padam dengan air"- seperti itulah yang di ajarkan rasulullah SAW pada umatnya..