rasanya aku benar-benar ingin berlari sejauh mungkin dari kenyataan yang sedang membelengguku, apa mungkin selamanya aku akan berjalan pada garis takdir, sedang antara harapan, kemauan, keinginan, cita-cita tak sesuai dengan keadaan. aku tak tahu lagi apa yang harus ku lakukan, aku merasa hampir putus asa dari semua rasa yang dulu ada, aku merasa ada di lingkar kenyamanan semu, aku tak pernah menemukan fitrah diriku lagi, aku benar-benar seperti patung dalam panggung sandiwara, hanya diam menunggu keadaan yang dapat mengubahku kepada keadaan yang lebih baik.
hingga detik ini, aku mencoba mengendalikan perasaanku agar aku lebih baik, merasa tenang dan bahagia,..tapi itu tidak selamanya, aku tak bisa menggantukan apa yang hendak ku lakukan pada perasaan semata. tidak, padahal apa yang sedang ku alami adalah sebuah nikmat yang besar atas pemberian tuhan. aku hanya manusia yang diperbudak keinginan, aku hanya ingin tapi tiada tindakan, ..lihat lah aku seperti musafir yang selalu merasa kekurangan air. aku mau minta apa lagi pada tuhan-ku. lalu kapankah aku akan bersyukur..aku membenci dua hal kata "akan" dan "nanti", itulah yang membuatku terus seperti ini. berdiam diri, seperti pohon-pohon kering yang hanya menanti guyuran hujan. aku khawatir dengan diriku yang malas ini, dimana rasa manusiaku, aku hanya merasa hidup dalam pikiranku. aku merasa menyesal, penyesalan dari hati yang menggema dalam tenggoranku ..penyesalan di lidah saja, dan waktu telah sangat jauh pergi dariku. apa yang ku lakukan selama ini hanyalah menunggu keadaan dan aku terjebak oleh kenyamanan yang membuat diriku malas dan bertindak. ini bukan salah takdir, ini semua hanyalah kebodohanku sebagai hamba yang tidak mau berkeras diri agar dunia ini lunak terhadapku. kini aku merasa mati di keheningan malam yang sunyi , kini aku telah tumbuh besar..dan satu kalimat yang aku katakan pada kalian
"AKU TELAH MENSIA-SIAKAN HIDUPKU"