"
..nurun nabiyyi alal awaalimi asfaro..(suara Muammar di ikuti muridnya dengan bayati tingkat rendah)
..." fa abaana ashbaba rasyadi wa anharo.." ( suara Muammar di ikuti muridnya dengan irama bayati
tingkat nawa) dan selanjutnya sampai tingkat jawabul jawab*
itulah beberapa bait lagu bayati, yang hanya bisa ku dengar, indah di hati ,
merasuk relung-relung kalbu
yang penuh rindu akan hadirnya sebuah keindahan yang menghiasi rasa,
rasa akan keindahan yang
bangkit dalam jiwa,
mempengaruhi makna cinta yang sesungguhnya, dan setiap mendengarnya
menghadirkan wajah-wajah penuh cahaya.
ya..mereka itu lah yang aku rindukan, cahaya yang berjalan di langit subuh, pandangan yang teduh,
dan
pemilik hati yang penuh rindu pada allah swt.
lagu bayati, dan lagu-lagu tilawah yang sering ku perdengarkan, terdengar syahdu melunakan kalbu.
hanya ketika aku mendengarnya, aku merasa sedang memperdengarkan lagu itu kepada mereka, kepada
wajah-wajah bercahaya itu.
sekarang, sudah 3 tahun.. aku memang tak sesering dulu memperdengarkannya lagi. tapi ketika aku mulai
jenuh dan resah dengan semua lagu-lagu yang mengagungkan syahwat, aku mencoba mendengar irama
murottal yang lbih mendamaikan hati. dan ketika aku secara tak sengaja mendengar lagu bayati , aku
merasa berada di sebuah negeri, yang di penuhi dengan kedamaian, negeri yang di hiasi wajah-wajah
yang taat, ketentraman rasa yang mengalir di setiap raga..ngeri yang indah, nuansa islam yang
mengalirkan cinta dari pintu-pintu syurga, dan semua itu ku lihat dengan pikiranku.
ini impianku, ini khayal ku. tapi aku hanya berpikir, kalaulah aku bisa berjalan di antara cahaya itu, dan
aku akan memandangnya dengan penuh kesyukuran.
tapi, mereka telah pergi. aku sudah ikhlas dengan apa yang sudah terjadi. hanya saja, mereka masih tinggal dalam pikiranku.. keindahan abadi, yang tak sirna pada wajah mereka.